Postingan

SESAAT Karya: TheEldeer Sesaat, Semua terhenti, Dunia seakan berhenti sesaat, Menyisakan aku yang haus kedinginan Aku yang tak mengerti Dan dia yang berdiri congkak Aku tahu itu sulit Apa ini yang dimaksud? Apa ini wajar? Tak adakah yang peduli? kumohon, jawablah! Apa kalian tak dengar? Seribu kalipun menghindar, Ini tetap terjadi Dan akan di kenang Tapi, Itu hanya sesaat Sesaat, Satu kata tak bermakna Ya, itu benar adanya   -EmbunMata-  Wattpad: @almassalsa
SENDU KALA SENJA Karya: TheEldeer Hujan turun, Tetes air hujan jatuh membentuk irama B erdiam diri dalam kubang jalanan T urut basahi langkah kecil ini M embuat tubuh ini gigil kedinginan  Tapi, aku tidak menyalahkan sang hujan Ia turun dengan derasnya Tuk meredam tangis kepedihan Menyamarkan air mata yang jatuh beriringan Desember tahun ini, Aku merajut asa sendiri Melihat senja dengan tatapan sendu Hilang garis oranye dibalik kelabu Kala itu, Sepi perlahan membunuuh Rasa ini harus pupus terpaksa Kehadiranmu tak dapat dinanti Tuk melihat senja sore bersama Masih pekat teringat katamu: “Jangan marah, walau seribu jarum bertebaran. Percayalah, akan ada jalanmu tuk keluar” -E mbunMat a- Wattpad: @almassalsa

Surat untuk Ibuku tercinta

SURAT UNTUK IBU Oleh: TheEldeer             Ibu, aku ingin membalas semua jasamu, bu. Namun, pengorbananmu, cintamu, sayang yang tulus kau beri padaku tak akan mampu ku balas. Andai kata bisa semua dihitung dengan uang, kurasa, hutangku pada ibu sudah menggunung. Tak sanggup pula aku membayarnya, meski dengan bekerja seumur hidup. Tapi, engkau sungguh berhati mulia. Tak kau hitung sepersenpun sayangmu.             Bu, maaf, hingga saat ini aku belum mampu mewujudkan cita citamu, bu. Do’a kan selalu, aku disini sedang berjuang, agar kita dapat pergi ke Tanah Suci, mewujudkan cita citamu. Aku harap, usahaku ini tidak sia sia. Meski telah membuatmu bahagia nanti, itu masih belum cukup membayar cintamu.             Bu, aku masih ingat kala engkau memarahiku. Saat itu, aku merasa ini tak adil. Ibu yang aku harapkan, malah memarahiku, bahkan mencubit. Dengan polosnya, kusentuh bekas cubit itu. Sungguh, benar sakit, bu! Memar di tubuh, pula memar di hati. Saat itu, terse